NTB BANGKIT

Minggu, 22 September 2013

Garuda Muda Penyejuk Bagi Kemarau Prestasi

Photo: Antara
"Kemarau prestasi" hampir 20 tahun yang dialami tim sepakbola pada akhirnya menemukan titik seminya tadi malam, berkat kesebelasan Garuda muda yang melibas skuad Vietnam, yang pada first match, tim Garuda dikalahkan. Kemenangan yang dramatis lewat adu penalti, Indonesia 7- 6 Vietnam.

Terima kasih Garuda muda! Terima kasih juga untuk tim pelatih!

Kamis, 05 September 2013

Efek Domino Politik

Ini di Lombok khususnya, banyak kalangan tokoh agama terjun---kalau tidak mau dibilang berebut---lahan di dunia politik.

Padahal, siapa yang tak tahu kalau kalangan-kalangan ini sudah punya seabrek kesibukan mengurus ini-itu. Ceramah, pengajian, organisasi, pondok, sekolah, yayasan, dan umat. Tengok, sibuk sekali kan kalau dibayang-bayangkan?

Dengan seabrek jadwal yang tentu saja menguras tenaga dan pikiran, lagi-lagi tak habis pikir, kita bertanya-tanya, ga' capek tu?

Allahua'lam, yang jelas jawaban yang sering kita dapatkan dari kalangan-kalangan ini adalah mereka ingin mengabdi lebih luas lagi bagi masyarakat dan umat. klise!
Baguslah, sepertinya beliau-beliau ini (mungkin) berhasil di tempat pengabdiannya yang awal-awal, itu sebab, "tantangan" baru di depan sepertinya menarik nih?
Di sisi lain, bolehkah saya melihat fenomena macam ini sebagai sebuah efek dari coba-coba alias mengandalkan elektabilitas dari sebuah nama besar, ketokohan, dan pengaruh?

Dari yang awalnya mengandalkan elektabilitas brand-marketnya, kemudian berhasil---maksudnya lolos menjadi pejabat (eksekutif maupun legislatif)---hal ini lalu memunculkan lagi efek baru, yakni efek domino perpolitikan. Mereka yang kira-kira sama tingkat status sosialnya dengan yang sudah berhasil itu di masyarakat jadi berpikir-pikir: "Eh, masak iya saya gak bisa seperti saudara-saudara itu?".

Kemudian, ditambah lagi dengan cerdiknya para tim dari partai politik mencium adanya "alat" yang akan bisa dipakai. Lantas, terjadilah pertemuan, terjadilah MoU, dan terjadilah pesta demokrasi. Eh, ada yang tau ga', pesta demokrasi 2014 akan menghabiskan dana 17 triliun rupiah, mudahan saya tidak khilaf dengan angka ini, pembaca! (masyaallah, duit segitu kalo dibeliin kwaci gimana ya?)

Akhirnya, mereka yang awalnya tidak ada niat menjadi pejabat publik, lalu menjadi berniat, dari berniat kemudian menjadi coba-coba yang tentu saja dengan niat masing-masing, niat yang sering kita dengar bernada klise tadi. Ini saya melihatnya sebagai sebuah efek domino. Mulai dari satu tokoh agama, merembet ke tokoh agama lainnya. Akhirnya berbondong-bondonglah beliau-beliau ini nyalon.