Zeber adalah seorang warga negara
Arcipelagonesia yang memiliki penyakit mental ringan, gila kelas ringan, yakni
suka ngoceh kalau sedang menonton dan membaca berita di media, khususnya berita
tentang politik.
Zeber: "Ini orang
kayak kutu loncat aja! Berganti tahun, berganti pula partainya. Berdosa bapak
sama pendiri partai tu yang capek, banting tulang, banting orang, capek mikir
buat mendirikan partai! Ga' konsisten."
Zeber: "Tengok
istri calon-calon pejabat ini, menjelang pemilu merakyat juga dengan rakyat
melarat. Awas, bu! Orang miskin banyak mengidap penyakit menularnya. Hati-hati,
bu. Akting kalian yang kaku, rakyat tahu mana yang benar-benar merakyat dan
mana yang cari muka."
Zeber: "Kemarin
aku kritik habis-habisan KPU. Tapi, aku gak didengar, mereka bilang aku anjing
menggonggong. Hm, tapi tu liat kerja mereka gak becus-becus dari tahun ke
tahun. Padahal sudah ada dua instansi tambahan yang turut andil dalam pemilu,
Bawaslu, Panwaslu."
Zeber: "Kenapa
aib-aib orang sampe ga' bisa wudlu diumumkan. Emang itu benar? Toh, mang kalau
benar, kenapa? Yang hapal Al-Qur'an saja belum tentu berjiwa besar, baik dan
bijak. Zaman dulu pun, di Irak ada pemimpin yang hapal Al-Qur'an tapi zalim."
Zeber: "Aku heran
dengan orang yang satu ini, jangan-jangan dia cuman dijadikan boneka si ibu
tua."
Zeber: "Masalah
simbol dan lambang lagi dikritik. Cuman mengacungkan jari (klingking, telunjuk
dan jempol) dikatakanlah politikus ini menyiarkan simbol illuminati, padahal di
website kebanggaan mereka, simbol begitu juga ada, yakni postingan photo
anak-anak muda yang mendukung partai mereka. Lantas, apa bedanya?"
Zeber: "Politisi
adalah seorang aktor yang mendapat nilai A+ di kelas Drama, kecuali untuk
pimpinan Partai berlambang pohon masuk angin, aku pikir dia mendapat nilai
D."
Zeber: "Pengamat
politik, kayak nano-nano, rame rasanya. Kayak aku donk pengamat Zaskia Gotik."
Begitulah Zeber, seorang warga dari negara Arcipelagonesia.
Gak usah didengar dia gila!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar