NTB BANGKIT

Senin, 10 Oktober 2011

Dari Kamar Hitam Menjadi Bilik Pelangi

Seorang anak kini akan mempunyai kamar baru, seiring kepindahan keluarganya dari rumah lama, rumah yang kini disita oleh pihak perbankan karena hutang. Kini mereka akan berdiam di sebuah rumah tua yang sederhana. Keadaan rumah ini cukup menyeramkan, bermukim di salah satu sudut kota. Si anak yang juga seorang penakut menjadi makin phobia melihat rumah yang akan mereka huni.

"Bu, rumah ini menyeramkan bu" katanya sembari mengamit lengan ibunya.

Si ibu tersenyum sambil mengusap kepala si anak.

"Anakku, rumah ini memang nampak menakutkan. Menakutkan karena kita belum berkenalan dengannya. Rumah ini akan menjadi bagian hidup kita, ia keluarga kita, maka kita harus merawatnya. Besok pasti kau akan suka bermain dengannya" ujar sang ibu.


Si anak tersenyum mendengar kata-kata dari ibunya itu.

Lalu ketika hendak akan memasuki kamarnya, si anak ini berteriak ketakutan, ia melihat kamar barunya bercat hitam semua.

"Ibuuu...ibu lihat ini!"

"Kenapa anakku?"
"Kamar ini gelap dan hitam. Aku tidak mau kamar ini" jawab si anak menggigik ketakutan.

Si ibu kembali tersenyum seraya berujar.
"Bukankah kau bisa mengganti warna catnya anakku. Kau juga bisa menempel gambar-gambar lucu punyamu"

Namun si anak ini tetap tidak mau. Ia sangat phobia.
Si ibu lalu dengan sabar membujuk dan mengajak anaknya untuk tidak takut. Ibunya berjanji mereka akan mengubah kamar itu menjadi kamar yang paling menyenangkan.

Kemudian sang ibu menyiram sendiri tembok kamar anaknya itu dengan seember cat berwarna kuning.
"Bluur"
Si anak terperanjat melihat ibunya berbuat demikian.
Tak berhenti sampa disitu. Si ibu kembali menyiramkan aneka warna cat pada kamar anaknya itu. Ia juga mempersiapkan alat-alat cat lainnya. Kuas, kuas roll, air, dan lainnya.
Si anak terheran-heran dan terkagum-kagum melihat kelakuan ibunya. Ia takjub melihat tembok kamarnya itu.

"Nak, mau bantu ibu!" ujar sang ibu tersenyum sembari menyeka air keringat di pelpisnya.

"Ii..iiya bu, aku mau juga" si anak itu kini tersenyum merekah. Ia dengan bahagia segera mengambil Peralatan.

Kedua ibu anak itu kini besama sibuk mengoles-ngoles kamar hitam itu. Sesekali sang ibu menjentikkan cat-cat itu ke si anak. Si anak ringai tertawa. Mereka tampak bahagia dan tak terlihat letih.

"Bu, bu, kita cat yang bagian ini kaya' ini ya" kata si anak. Ibunya tersenyum mengangguk.

"Nah yang ini pake warna ini ya bu!". Anak itu kini atraktif, ia kini sudah berinovasi sendiri mengecat kamarnya. Dan sang ibu pun hanya tersenyum tanda menyetujui tanpa menolak sekalipun.

3 hari berlalu, kamar serta rumah itu pun selesai di bersihkan.

Si anak ini tidak percaya dengan apa yang di lihatnya kini. Kamarnya kini seperti bayang-bayang pelangi saja, penuh warna.

"Nak, kini kau bisa menempel gambar-gambar lucumu itu" kata sang ibu.
***
20 tahun kemudian.
Seorang lelaki penuh percaya diri berbicara di audien pada saat ia di anugerahi kategori pengusaha real estate terkemuka. Ia memanggil sebuah nama untuk serta maju kedepan. Lalu majulah seorang ibu yang berusia 40an tahun, senyuman selalu tersungging di bibirnya.

Kemudian pria itu berucap:
"Wanita inilah guru pertama saya. Seorang yang memerdekakan imajinasi saya. Seorang yang telah membantu menghilangkan phobia dalam hidup saya. Seorang yang telah membawa pelangi di kamar saya dulu. Hadirin ini ibu saya" ia memeluk ibunya dan tetesan-tetesan air mata tak mampu ia bendung lagi.
***

Kekuatan akan kasih sayang, keajaiban sebuah hal-hal aneh, dan kekuatan sebuah imajinasi adalah diantara jalan menuju kesuksesan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar