Selama
ini kita mungkin masih kuat tertanam persepsi kalimat “anak durhaka.” Benarkah anak
saja yang durhaka? Apakah tidak ada orang tua yang durhaka kepada anaknya? Saya
pribadi mengatakan ada! Iya ada.
Apa
Anda masih buta dengan kemerosotan moral anak-anak muda, remaja, yang sekarang
masih SD saja tingkahnya macam bandit terminal saja. Selain dari sisi moral,
lihat juga dari sisi pendidikan dan sosial mereka. Mereka menjadi anak-anak
yang tak terurus, ada yang menjadi anak jalanan. Sungguh, demi Tuhan ini
bukanlah salah si anak, Andalah sebagai orang tua yang membuat mereka durhaka,
atau dengan kata lainnya orang tua lah yang sebenarnya durhaka.
Apakah
anak saja yang durhaka? Tidak!
Orang
tua yang tidak memperhatikan kesehatan anaknya, adalah orang tua yang durhaka.
Orang
tua yang tidak memperhatikan pendidikan agama anaknya, adalah orang tua yang
durhaka.
Orang
tua yang berkelahi di depan anak-anaknya adalah orang tua yang durhaka.
Orang
tua yang tidak memperhatikan pendidikan anak-anaknya adalah orang tua yang
durhaka.
Orang
tua yang mengumpat orang lain, mengumpat tetangga sebelah di depan anak-anaknya
adalah mereka orang tua yang durhaka.
Orang
tua yang terang-terangan mencontohkan perilaku licik di depan anak-anaknya,
adalah orang tua durhaka.
Orang
tua yang selalu mengoceh agar anak-anaknya agar menjadi orang mandiri, tapi
kemanjaan yang tidak pada tempatnya selalu diberi kepada anaknya, adalah mereka
orang tua durhaka.
Orang
tua yang tidak bisa memberi penghargaan kepada anaknya walau anaknya hanya
menang lomba makan krupuk, adalah orang tua yang durhaka.
Orang
tua yang tidak bisa memberi anaknya semangat, walau sekedar kata-kata pemanis,
adalah mereka orang tua yang keras hatinya dan durhaka.
Orang
tua yang tidak mau belajar jiwa seorang anak, bagaimana memahami antara anak
yang masih kecil, remaja, baliqh, dewasa, mereka adalah orang tua yang durhaka.
Orang
tua yang memberi rezeki anak-anaknya dengan uang haram adalah mereka orang tua
yang durhaka.
Orang
tua yang menekan anaknya menjadi seorang pejabat, padahal ia tahu sendiri
anaknya tidak ada jiwa kepemimpinan dan emosi yang pasif adalah orang tua yang
durhaka.
Orang
tua yang tidak pernah bisa memberikan pelukan atau sekedar usapan lembut di
kepala anaknya, adalah orang tua dewasa.
Dan
orang tua yang menyuruh anaknya masuk ke Surga, tapi mereka sendiri berjalan di
atas rel menuju Neraka, adalah mereka orang tua yang durhaka, durhaka kepada
anak-anaknya.
Lantas
bagaimana anak tidak durhaka…?
::
Tidak perlu kecerdasan yang tinggi, mendaptarkan anak les disana-sini, kursus
yang mahal-nahal, tidak perlu fasilitas serba ada dan mewah, tidak perlu
pendidikan formal yang setinggi-tingginya, sebenarnya kasih sayang dan pemahaman
kepada anak itulah yang bisa membuatnya menjadi orang sukses. Sukses yang tidak
bohon-bohongan. Dan bisa tersenyum walau mereka diantara anak-anak yang
bergelimpangan dengan kenyamanan fasilitas hidup.
Image. Google |
Dengan
tidak durhakanya orang tua, dengan ini sebenarnya sudah cukup membuat seorang
anak jalanan bisa menatap masa depan lebih indah. Dengan ini sebenarnya bisa
membuat seorang anak yatim merasa masih lengkap. Dengan ini sebenarnya mampu
melebur depresi-nya, stres-nya, galau-nya, broken-nya, menyimpang-nya jalan seorang
anak. Dengan ini sebenarnya mampu menciptakan keajaiban dalam kehidupan seorang
anak. Dengan demikian suatu hari nanti, orang tua tersenyum, anak pun tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar