NTB BANGKIT

Minggu, 14 Agustus 2011

"Ketika Kue Tar berbicara"

“Kalian menyebutku dengan kue tar.
Biasanya aku disajikan menjelang
Hari yang kalian sebut dengan hari ulang tahun.
Namun aku sendiri tak tahu makna ulang tahun kalian itu”.

image: google
“Aku begitu diidam-idamkan saat
Perayaan hari ulang tahun kalian.
Diriku kalian hiasi dengan berbagai warna.
Lilin yang lucu, cokelat berwarna-warni,
Gula-gula yang menggiurkan, bahkan
Kalian menyelipkan buah yang lucu
Padaku. Aku bahagia dan senang kalian
Perlakukan aku seperti itu.”

“O iya, bahkan pada sebagian kalian,
Aku dibuat melebihi ukuran tubuh kalian
Sendiri, menakjubkan kan aku ini? Kunyatakan
Lagi, aku bahagia diperlakukan seperti itu.”

“Ketika kalian selesai meniup lilin yang lucu itu
disertai do’a-do’a  dan harapan, lalu kalian potong
diriku menjadi beberapa bagian. Sedihkah aku
kalian potong-potong sedemikian rupa?.
Tidak ! aku malah bersyukur, karena inilah
Fitrahku untuk kalian makan-kalian nikmati
Nikmat dari Alloh, tuhan kalian dan tuhanku pula.
Aku bersyukur.”

“Namun kenapa tiba-tiba, entah siapa
Yang memulai, aku kalian hinakan, kalian
Saling lempari, melumuri wajah kalian
dengan tubuhku, kalian buang kami
kesana-kemari, kalian terbahak-bahak saat wajah
dari diri kalian berlepotan olehku.
Bahkan bukan aku saja kalian hinakan. Buah-buahan,
Minuman, kue, tepung dan yang lain
Kalian perlakukan kami dengan sama. Kalian
Berbangga diri dengan semua itu.

“Ya Alloh ada apa ini ? baru saja mereka berdo’a
mensyukuri nikmat-Mu, Mensyukuri nikmat umur
dan rezeki yang Kau berikan.
Kini mereka malah kuffur akan nikmat-Mu.”

“Aku menangis bersama yang lain. Oh,
kenapa kalian tidak sisakan saja, bungkus
saja kami lau kalian berikan kepada yang disana,
mereka yang tak pernah merasakan kelezatanku.
Mereka yang makan sehari-hari saja susah,
Kenapa kalian tak berikan saja kami
untuk anak-anak yang merengek minta dibelikan
manisan keapada ibunya. Kepada anak-anak tetangga kalian
yang kurang asupan gizi.
Bukankah itu lebih mulia ?.
Ya aku menangis. Menangis melihat keadaanku,
keadaan taman-temanku, keadaan hari ulang tahun kalian.
Hari perayaan yang maknanya
membingungkan kalian sendiri.,
sebenarnya bagaimana seharusnya mensyukuri umur kalian”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar