NTB BANGKIT

Selasa, 01 November 2011

"Sarung"

Sebuah sarung saja mampu melakukan hal-hal luar biasa.

Lihat, saat musim dingin, pula menjelang malam hari ia berubah menjadi selimut. Pergi metik buah jambu ia berubah sebagai wadah yang bagus. Tak ada handuk ia bisa menjelma sebagai pengering. Tak ada pakaian ia berubah sebagai penutup aurat. Tak ada tas ia tiba-tiba menjelma sebagai penampungan praktis. Sarung yang sudah lama dimakan usia bisa di gunting-gunting lalu menjadi lap, luar biasa bukan?

Sarung memang luar biasa, peninggalan budaya yang perlu di patenkan jua.

Lihat lagi, sarung pun memiliki nilai seni dan budaya. Dengan sarung kami dulu sering bermain menggunakan sarung. Main silat-silatan pakai sarung, ada yang menjadikan sarungnya seoalah-olah sebagai cemeti sakti. Sebagai surban. Bahkan bisa digunakan untuk main tebak-tebakan. Kami membawa masing-masing satu sarung dari rumah. Permainannya yang kalah harus menebak dengan tepat siapa anak yang bersembunyi di balik sarung tsb, tentu saja dengan cara saling tukar-menukar sarung namanya main manuk kurung. Sarung juga bisa untuk main pocong-pocongan. Menjadi Ninja-ninjaan juga.

Juga sarung bisa digunakan untuk solat, dipakai untuk acara ijab Kabul. Ia juga bisa menjadi ayunan bobo’ si bayi. Bahkan ia bisa dijadikan alat kampanye.sebelum hari H, para Politikus yang baik hatinya itu rela membagi-bagika sarung kepada warga yang polos hatinya itu.


Ia juga sebagai tolak tukur status social. Si A yang menggunakan sarung bermerk “ini”, tak perlu ragu lagi ia adalah orang kaya. Si B yang memakai sarung bermerk “itu”, tak  usahlah berdebat lagi ia adalah seorang dari rakyat jelata.

Lalu muncul hipotesis-hipotesis yang menakjubkan seputar sarung. Ia juga sebagai cerminan sifat atau kehidupan seseorang: Bila seorang lelaki yang sudah beristri menggunakan sarung dibawah mata kaki, ini lelaki sedang mencari istri baru. Bila orang menggunakan sarung sampai  menjulur 30 centimeter, ini bukan manusia. Bila seorang menggunakan sarung yang dipasang pelan-pelan, ia orang yang disayang ibunya. Bila seorang mengunakan sarung ditambah lagi dengan memasang sabuk, ini orang tua tempo doeloe. Bila seorang menggunakan sarung dengan mereknya diatas, ini para seniman.
Bila seseorang menggunakan sarung, namun dililitkan dilehernya, ia baru saja didrudung cinta. Bila seseorang menggunakan sarung kelihatan gembor ia pedagang sapi. Bila menggunakan sarung tanpa motif tanpa warna, ini orang ingin kebelet ingin jadi artis. Bila seorang menggunakan sarung pergi ke kantor, ia baru saja tamat dair pondok pesantren. Bila ia menggunakan sarung dan celana didalamnya, ia dipastikan seorang pendekar. Bila menggunakan sarung singset dan licin, ini orang yang bercita-cita jadi pegawai pemerintah. Bila orang memakai sarung dengan mereknya ditaruh didepan, ini orang baru terima gaji. Bila wanita memakai sarung dengan baju didalam, ini wanita sering tidak naik kelas disekolahnya. Bila seorang lelaki menggunakan sarung sampai betis, tanda ia pekerja yang gigih. Bila seorang menggunakan sarung lebih dari satu helai, ini orang gila.

Lalu, lalu, lalu
Ia bisa berubah sebagai kain kafan untuk membungkus jasad yang tak lagi bernyawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar