NTB BANGKIT

Jumat, 03 Agustus 2012

"Pencitraan Diri Lewat Facebook"


Teman lama saya, yang sering saya panggil Old Brade, yang menggadang-gadang dirinya sebagai ahli Psiko-Sosiolingustik dalam sebuah diskusi lepas menyimpulkan:
Dalam facebook ada beberapa kriteria pencitraan diri yang bisa kita amati, 4 diantaranya adalah:

Pertama, orang yang bercitra baik/soleh. Orang dengan citra seperti ini muncul dalam penilaian teman-teman facebook-nya biasanya yang selalu mem-posting hal-hal yang baik saja, dan jarang kita melihat mereka memposting hal-hal yang berkaitan dengan apa yang dia rasakan (mood-nya saat itu). Hal-hal baik yang sering mereka posting, misalnya, seperti hal-hal yang berkaitan dengan agama, kutipan-kutipan dari tokoh, photo-photo dengan simbol agama, dan semisalnya. Karenanya, kita tentu saja akan menilai mereka dengan orang-orang bercitrakan baik. Orang-orang yang seperti ini kemungkinan besar mereka di alam nyatanya memang orang bercitra baik. Biasanya, ini didasari rasa ingin berbagi hal-hal yang baik dengan ikhlas.

Kedua, orang yang sama citranya seperti orang pertama dari segi postingannya. Namun, mereka ini lebih cenderung hati-hati dan memikirkan dengan matang dalam memposting sesuatu atau men-like suatu fan-page atau semisalnya. Karena kalau tidak hati-hati, bisa-bisa pencitraan diri mereka meleleh bak lemak kena bara api. Misalnya, mereka pada saat itu dalam posisi yang sedang marah melihat sebuah status, namun untuk pencitraan, dia lebih baik berkomen dalam jalur yang nyaman dan aman saja. Pencitraan mereka makin bagus  juga ketika teman Facebook-nya melihat statusnya seperti:

“Alhamdulillah, adzan berkumandang, mari berbuka” (sedang berpuasa)

“Betapa nikmatnya bersujud pada-Mu di tengah malam seperti ini” (sedang Tahajud)


“Sodara-sodariku yuk mari kita hadiri kajian ini-itu.” Atau “Mari singsingkan lengan baju berbuat untuk birokrasi ini-itu agar menjadi lebih baik.” (yang pertama dan kedua masing-masing para aktivis pergerakan).

Yang ketiga, orang dengan pencitraan yang sedang-sedang saja. Mereka tidak dianggap baik dan juga mereka tidak dianggap terlalu buruk. Orang-orang seperti ini biasanya tidak terlalu mempedulikan apa yang dia posting. Apakah postingannya atau komentarnya akan dinilai buruk atau baik oleh teman Facebook-nya, dia tidak peduli. Iya karena, memang itulah dia adanya---mereka tidak jaim. Biasanya postingan orang-orang seperti ini, biasa saja, kadang ada postingannya baik dan disukai, kadang pula buruk dan tidak enak didengar. Pokoknya gado-gado lah. Untuk pencitraan yang ke-3 ini sebenarnya kurang bagus bagi mereka yang mau PDKT sama seseorang (ingat! PDKT itu bukan hanya masalah asmara lho!). Misalnya ia memposting sesuatu yang “tidak baik”, kalau dilihat, dan dicek nanti sama orang didekatinya, atau orang yang suka padanya, bisa-bisa ini akan menjadi penghalang, malah berbuah kebencian. Sering unpredictable, dikira baik, eh ternyata buruk, dikira buruk, eh ternyata baik. (padahal hanya gambaran kata-kata saja. Inilah keajaiban sebuah perkataan).

Yang terakhir, ada pencitraan yang bersifat profesi. Orang-orang seperti ini, biasanya hampir 95% postingannya berupa hal-hal yang selalu berkaitan dengan sebuah profesi yang ia sukai atau sedang jalani.

(ahli Psiko-Sosiolingustik itu berhenti menjelaskan lalu bertanya sama ane).

Ahli: “Elu kira-kira di pencitraan yang mana young brade,,,?”

Saya: “Terserah elu mau taruh dimana-mana old brade. Kalau bisa ada pencitraan yang buruk, taruh dah ane disana, ane ga’ peduli. Hahahaha”

Ahli:”Cocok dah! Hahahaha.” (tertawa juga)

Saya: “Oiya, old brade, kalo orang punya akun facebook, tapi setahun sekali memposting, gimana pendapat elu. Itu masuk kategori apa?”

Ahli: “Ohf, yang seperti mereka itu patut dicurigai sebagai mata-mata organisasi terlarang. Atau bisa juga mereka adalah orang yang sedang kesasar.”

Saya: Oo (tetapi ga’ ngerti).

“Tetapi, young brade, mau mereka bercitra buruk, bercitra sedang-sedang, bercitra hati-hati, bercitra baik/soleh, karena mereka tidak kita kenal secara utuh, kita tidak pernah ikut menyelami hidup bersama mereka, belum pernah makan malam dengan mereka, maka tidak ada hakmu untuk berspekulasi terhadap mereka. Dunia facebook, iya dunia maya” (tambah sang ahli dengan pandangan yang serius). Saya mengangguk lalu bertanya.
Saya: “Bukannya elu ndiri yang berspekulasi dan mengkotak-kotakan mereka old brade,,,?”

Ahli: (diam sejenak, terlihat berpikir keras. Lalu tiba-tiba). Hahahhaaaa,,,haha. You’re right my young brade! Ok young brade, gw mau ke Senggigi dulu, see you tomorrow!”

Saya: “Nah, mau ngapain malam-malam gini ke Senggigi,,,?” (konon kawasan Senggigi terkenal dengan dunia malamnya. Tetapi, konon juga menurut saya, Senggigi tidak ada apa-apanya dengan kehidupan malam di bagian BELAKANG di Tiga Gili disana ->)

Ahli: “Baru aja selse diskusi. Sekarang udah berspekulasi negatif. Young brade, ane ada proyek menerjemah beberapa dokumen kiriman dari luar negeri di kantor Travel disana. Kalo ga’ nyari duit begini, istri ane dirumah mau ane kasih makan apa. Bayangkan 50 ribu perlembar brade!” (sambil berlalu)

Saya: “Wow! Berapa lembar terus tu  old brade?”

Ahli: “Setengah lembar” (innocently)

Saya : -.- ”Ajari ane jadi translator dunk old brade,,,!” (sambil teriak)

Ahli: “Bye,,,!” (teriak juga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar