NTB BANGKIT

Selasa, 31 Juli 2012

"STS"


Hei, sudah ada yang beli tiket ga’? Saya juga kurang tahu itu tiket apa? Tapi dengar-dengar tiket itu disingkat STS.
***
Mungkin sudah lumayan lama pemilik akun ini tidak berbagi sekedar kata-kata, atau kalian juga bisa menyebutnya dengan tulisan. Bukannya sudah tidak bersemangat lagi menulis, putus asa melihat masa depan menjadi penulis. Bahkan saya makin yakin dengan “keajaiban” seorang penulis. Tetapi, ada kalanya sebuah susunan-susunan kata itu disesuaikan waktunya, terutama mood saya. Sebenarnya ada beberapa tulisan yang ada di file, namun saya urung mem-postingnya.

Buku Yang Gurih Segurih Cara bertutur
 Penulisnya
Saya tidak ingat entah siapa dan dimana tiba-tiba abu-abu sebuah kalimat berbunyi terlintas: “Tulisan itu bisa menjadi cermin bagi seorang penulis itu sendiri”. Atau jangan-jangan ini memang dari diriku saja. Ah, entahlah! Yang pasti kalimat tadi sangat kusetujui. Itulah mengapa, ada beberapa tulisan-tulisan yang ada di file itu urungku posting, cermin tadilah alasannya hei sahabat.

Tiba-tiba muncul pertanyaan yang terlihat sedikit tercampur rasa penasaran. Itu openingnya Gada tiket, apaan tu? STS lagi ah?


Sudilah untuk tak galau! Hehe. STS tadi itulah yang kali ini saya persiapkan di-share untuk kalian. Kembali lagi ini tentang sebuah buku. Iya buku! Hmmm, bosankah?

Kemungkinan besar bagi mereka para penggemar buku umumnya dan khususnya bagi para penggemar buku semacam Chicken Soup for The Soul, La Tahzan, Jadid Hayataka, Stop Woryying and Start Living, dan yang sejenisnya-judul buku satu ini tidak asing, mungkin aku-nya saja yang baru-baru tahu. Dan ternyata buku ini, sangat buagus!

STS tahukah hei sahabat? itu kepanjangan dari Satu Tiket ke Surga. Sebuah buku yang kesuksesannya berawal dari blog penulisnya. Buku yang gurih, segurih cara bertutur penulisnya. Terlihat dari jutaan respon positif dari para pembacanya. Seperti penulis buku-buku sejenis yang selalu pria, kali ini penulisnya adalah seorang perempuan, Zabrina A. Bakar namanya. Sis Zabrina adalah penulis perempuan berkebangsaan Malaysia. Satu Tiket ke Surga ini diterjemahkan oleh Meda Satrio dari buku asli yang berjudul Life is an Open Secret You, Me and We. Buku yang ada kali ini pada saya sebenarnya adalah buku STS yang kedua, yang pertama saya belum baca dan belum tahu juga. Belum sampai disitu buku ini bukan milik saya, ini miliknya Perpustakaan Kota di daerah saya (Kota Mataram, NTB), so it’s not belong to me. ZzzzzZt!

Sebenarnya buku ini dulu sering saya lihat di rak puskot, tapi belum ngeh saja untuk menyentuhnya. Awalnya, saya kira novel, bagaimanapun dilihat dari judulnya, ini novel sekali. Baru tahu rasa-nya saya, membaca tiga lembar saja rasanya ini buku cocok bagiku, memikat. Dan saya rasa untuk Anda juga, karena bahasanya seolah-olah seperti bercerita pada kita seperti berceritanya seorang nenek yang menjadi sahabat cucunya sebelum tidur. Hati-hati, bijak, dan hangat, aduhai!

 Kutipan-kutipan yang diambil penulis saya lihat mirip taste-nya dengan Dr. ‘Aidh Al Qarni, penulis La Tahzan, selain dari hadits Nabi, ia pun mencopot dari banyak kutipan-kutipan dari bangsa-bangsa lain, maupun barat. Uniknya, setiap kutipan, penulis dengan pandai meramunya menjadi sebuah cerita pengandaian dan tentu saja dengan banyak kisah-kisah nyatanya juga. Inilah yang membuatnya diterima luas, mulai dari anak ABG sampai para tetua OBA (Orang-Bau-Tanah, konon).
***
Seperti maunya semua buku-buku sejenis, buku ‘Satu Tiket Surga 2’ ini pun maunya pembacanya menjadi lebih baik dalam menyelami hidup. Dan rasa-rasanya tiket surga itu terlihat banyak sekali.

Menutup tulisan ini baiknya kita mendengar  Sabrina A. Bakar sedikit bertutur:
…Rasanya ingin aku meninggalkan komputer ini sekarang juga dan pergi mencari cara-cara untuk mengeluarkan uangku atas nama-Nya, juga menemukan mereka yang berkekurangan. Apa kalian merasa seperti ini juga?...” [halaman: 48]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar