"No matter
when you can't speak
English, but the problem is when you can't speak
your mother tongue well."
"Tidak masalah Anda tidak bisa bahasa
Inggris (pun bahasa luar lainnya), tapi yang jadi masalah adalah ketika Anda
tidak bisa bahasa Anda sendiri (B. Indonesia) secara baik."
-Rahayu
Saraswati di 'Talk Indonesia', Metro TV-
Kata-kata dari
presenter Rahayu Saraswati tersebut cukup membuat saya terhentak saat menonton
acara 'Talk Indonesia', sebuah acara berbahasa Inggris di Metro TV setiap hari
minggu beberapa waktu yang lalu. Alih-alih ingin melatih listening, saya malah seperti disadari bahwa belajar bahasa sendiri
lah yang harus lebih diutamakan. Betul,
betul, betul. Itu lah kata hati saya.
Mempelajari
bahasa-bahasa orang luar, kita sebut saja bahasa Internasional itu memang suatu
yang tidak dilarang, diharamkan, bahkan bagi saya itu sangat perlu untuk
kebutuhan informasi mungkin, akademik, bisnis, dakwah, dan karir. Namun,
mempelajari bahasa Indonesia adalah suatu kewajiban bagi setiap anak bangsa
negeri ini. Bahasa Indonesia yang baik tentunya.
Saya sendiri
dari jurusan bahasa Inggris, namun tidak lantas itu menyurutkan kecintaan dan
terkesan apatis terhadap bahasa bangsa saya sendiri, yakni bahasa Indonesia.
Dengan belajar dan mempelajari bahasa Indonesia dengan baik harapan saya yang
tertinggal dalam nilai akademik dengan teman-teman saya yang nilai Grammar-nya A, Translation-nya A, Research
Analysis-nya A, Academic Writing-nya
A, Speaking-nya A, dan lainnya bisa
saya tambal alias tutupi dengan belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bukankah banyak cara untuk kita berprestasi?
Makin kekinian,
anak-anak muda khususnya yang aktiv dalam ber-sosial interaksi di dunia maya
seperti di situs jejaring sosial, mereka lebih suka dan terkesan trendi jika
memosting status menggunakan bahasa asing dan nampak lebih bangga mempelajari
bahasa asing. Sepertinya sering kita lihat hal seperti nampak di bawah ini:
Si A: "Guyz, have a nice weekend yo"
Si B: "Uh, susah nieh lingusitic!"
Si C: "Weleeh, gmn ya tugas translationku belon
kelar2"
Si D: "Sociolinguistic. Puciiiiiiing"
Si E: "Hmmm walopun susah, v ttp semangaaaat
bljar bahasa Jepang. Ganbate!”
Lihat keluhan
orang akan mempelajari bahasa luar. Nampak keren sekali kalau sudah bersentuhan
dengan bahasa-bahasa yang bisa menambah nilai statusnya.
Mempelajari
bahasa memang tidak mudah. Nah, begitupun dengan bahasa Indonesia sendiri.
Menyepelekan bahasa Indonesia? Sila Anda buat 2 paragraf saja tulisan bahasa
Indonesia dengan topik kalimat "Jin Kelaparan Masal di hari Minggu."
Sila dicoba!
Bagaimana?
Menguras pikiran bukan? Ini belum ditambah kritikan lho!
Tapi itulah
belajar. Jangankan Anda yang bukan sarjana bahasa Indonesia, yang dari jurusan
bahasa Indonesia saja belum tentu bisa. Dan mirisnya, tidak sedikit juga dari
mereka yang kurang aplikatif dalam mencintai bahasa Indonesia kalau kita lihat
dari kecintaannya pada literasi sastra.
Tidak mengapa
kalau kita dianggap tidak gaul, kampungan, tidak terpelajar hanya gara-gara tidak
bisa berbahasa Inggris, Korea dan lainnya, namun sudah cukup membuat kita malu
telak bila kita tidak bisa menggunakan bahasa kita sendiri dengan baik dan
benar.
Tidak perlu
master untuk mempelajari bahasa bangsa lain, kalau EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
bahasa sendiri saja tidak becus. Bila berbangga dengan penguasaan bahasa
Inggris atau pun bahasa lainnya, hapal tetek-bengek Grammar-nya, jago dalam lingustikanya, namun sayang bila kapan
menaruh tanda 'Titik' dan 'Koma' dalam bahasanya sendiri saja masih amburadul.
Yang lebih parah malah ada yang menulis postingan dan sms tanpa satu pun tanda
baca. Sepele, namun cukup memalukan!
Jangan-jangan ini menandakan mereka benar-benar tidak peduli---bahasa halus
tidak tahu.
Berbalik dengan
kondisi anak muda Indonesia yang lebih mencintai bahasa asing, di luar negeri
malah bahasa Indonesia sudah dimasukkan ke dalam kurikulum belajar mereka.
Seperti apa yang sekarang dilakukan oleh banyak sekolah dan perguruan tinggi di
Australia. Menurut dosen dari kampus saya belajar yang pernah menjadi dosen
tamu untuk program mengajar bahasa Indonesia, bahasa Indonesia di sana
merupakan pelajaran bahasa yang cukup diminati mahasiswa dari penutur asing.
Jadi, mengapa harus minder dengan bahasa Indonesia?
Ini bagi saya
sebagai pembelajaran bagi kita semua yang saat ini lebih pede memakai bahasa Inggris atau bahasa ngetren asing lainnya. Lebih-lebih di kalangan anak muda. Pembelajaran
bahasa Indonesia memang harus digalakkan secara aktif dikalangan remaja supaya
tumbuh rasa cintanya terhadap kekayaan khazanah budaya bahasa Indonesia.
Ayo belajar dan
budayakan bahasa Indonesia!
"Kami putra-putri Indonesia, berbahasa satu,
bahasa Indonesia."
(Bunyi butir
ketiga Sumpah Pemuda).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar