Senyumnya
penuh menggoda, lirikkan matanya penuh intrik gairah, tubuhnya memancing godaan
syahwat. Dia dijuluki banyak sebutan, dari yang indah bermetafor sampai ke
kata-kata yang kotor. “Kupu-kupu malam,” “wanita pengibur,” "Wanita panggilan," “Pekerja Seks
Komersial,“ “pelacur,” “lonte,” “wanita jalang” dan lainnya adalah sebutan
untuknya.
Sebelumnya,
apa yang ada dalam pikiran Anda tentang seorang pelacur? Kebanyakan kita pasti
berpikiran yang amat menjijikan akan mereka. Mereka adalah wanita paling kotor
di dunia ini. Tetapi, pernahkah kita melihat lebih dalam dan jauh lagi dan
bertanya, apa yang membuat mereka jatuh ke kubangan pekerjaan kelam tersebut?
Saya
sendiri secara langsung belum pernah bertemu dengan para wanita seperti ini. Tapi,
pengalaman wanita yang mau “melacurkan” dirinya secara gratis mah pernah juga. Sebagian
besar dari kita pasti menyerap informasi tentang para kupu-kupu malam ini
sangatlah berbau-bau tabu, erotis, dan seks semata. Berita dari mulut ke mulut
yang hanya tahunya dari luarnya saja, keterbatasan literatur, tanpa studi
kritis, dan tanpa hirau apa yang menyebabkan mereka terjerumus ke lembah nista
tersebut, inilah yang menyebabkan pikiran kita terus terkungkung.
Karena
penasaran dan tergerak untuk mengungkap praktek trafiking paling kejam inilah
yang membuat seorang jurnalis dan penulis, Victor Malarek terjun langsung ke
lapangan. Ia mengunjungi negeri-negeri dimana isu trafiking (perdagangan
manusia) paling kesohor. Kebanyakan negara yang dilaluinya adalah negara bekas
Uni Soviet. Ia menyamar sebagai seorang “pelanggan,” sampai melewati marabahaya
dari ancaman para mafia. Hasil pengamatan dan perjalanannya inilah yang
kemudian dia tulis dalam sebuah buku dan diberi judul Natasha. Natasha sendiri adalah panggilan para lelaki hidung belang
kepada wanita-wanita penghibur cantik itu.
Membaca
Natasha, mengingatkan saya akan
sebuah tulisan yang sedikit agak sama yakni sebuah tulisan yang lalu difiksikan
oleh bunda Sinta Yudisia, berjudul Existere. Namun, skala yang diambil oleh Sinta
Yudisia jauh lebih kecil, yang dimana risetnya dilakukan di sebuah lokalisasi,
yakni Dolly. Bunda Sinta Yudisia terjun langsung, berbaur dengan para kupu-kupu
malam, ngobrol dengan mereka,
berbicara dari hati ke hati, mengorek informasi apa sebenarnya membuat mereka
terjerumus.
Sedang
di Natasha, Victor menjangkau skala
yang lebih luas, ia mengungkap dari masalah pribadi para wanita tersebut sampai
sistem trafiking yang dijalani para mafia internasional. Disebutkan dalam buku
ini, adalah Rusia dan bekas koloninya adalah penyuplai wanita paling besar
dalam sejarah trafiking. Mereka lalu dikirim dengan sistem yang sudah dibungkus
rapi ke negara-negara maju maupun berkembang, seperti; Amerika Serikat, Eropa
barat, Israel, Hongkong, Jepang, Thailand, dan beberapa negara Timur-Tengah.
Oopz,
hampir lupa, tahukah Anda menurut berita dari Republika.co.id tidak lama
kemarin, Indonesia sekarang menjadi pasar trafiking terbesar di dunia lho. Ini
sangat membahayakan!
Benar-benar
setelah membaca buku ini, saya jadi tahu bahwa bisnis paling kejam dan
menguntungkan di dunia ini adalah Human
Trafficking. Sasaran empuk para mafia tentu saja adalah para gadis dan
anak-anak. Mereka dibohongi, ditipu, dan dikerangkeng seperti hewan. Dijadikan
pelacur, artis porno dan sebagainya. Mereka sangat tertekan. Saat bersama para
lelaki mereka diharuskan berakting vulgar dan menggairahkan. Mereka harus
memuaskan para pelanggan. Mereka diharuskan menyetor pemasukan sepersekian. Dan
bagian untuk mereka hanya sedikit. Para mucikari dan mafia lah yang mendapatkan
pundi-pundi uang yang melimpah. Para mafia dan mucikari hanya berdiam diri,
wanita lah yang menjadi mesin pencari uang untuk mereka. Di setiap sudut dan
transaksi bisnis, mereka selalu diawasi para agen. Jangan coba-coba untuk
melarikan diri. Kalau ketahuan nyawa melayang. Sekali masuk perangkap bisnis
ini, maka para wanita tersebut akan menjadi hewan peliharaan para mucikari.
Makanya, kata Victor, bunuh diri adalah jalan satu-satunya mereka terlepas dari
jerat prostitusi.
Sebentar
dulu, mari kita dengar apa kata-kata para Natasha ini (semua nama disamarkan di
dalam buku ini):
“Aku
tahu aku tak akan kuat menanggung apa yang akan terjadi jika aku melawan. Malam
itu aku ingin mati saja rasanya. Aku malu sekali. Bagi para lelaki itu, aku
cuma sepotong daging. Sejak saat itu aku merasa kotor. Aku tak bisa membersihkan
rasa itu dari tubuhku atau benakku, sekeras apapun kucoba.” (Shopia asal eks
Uni Soviet)
“Kehidupanku
bukan milikku lagi.” (Lida seorang gadis yatim
piatu dari Romania)
“Malam
itu, untuk pertama kalinya aku mengetahui bagaimana rasanya menjadi seorang pelacur. Aku harus melayani
delapan laki-laki. Aku harus mandi tiap kali selesai melayani orang tapi aku
tidak bisa membersihkan najis yang menempel pada diriku.” (Marika gadis asal
Ukraina)
“Orang-orang
sering berteriak pada kami, ‘dasar pelacur!’ tapi mereka tak pernah berhenti
untuk menanyakan apakah mereka bisa membantu kami.” (Stefa asal Moldova korban
trafiking di Italia)
Itu
gambaran sedikit apa yang mereka rasakan. Di buku ini juga membeberkan fakta
bahwa, sebenarnya mereka tidak hanya langsung menjadi korban trafiking.
Kenyataannya keluarga dan sahabat mereka sendirilah yang awalnya menjerumuskan
mereka. sistem ini di semua negara sama saja. Selain penyebab lainnya, seperti
himpitan ekonomi dan kekerasan seksual.
Selain
itu, mari dengar apa kata Victor Malarek sendiri:
“Sepanjang
tiga puluh tahun karir saya sebagai Jurnalis, saya telah menghadapi segala
macam skandal, korupsi, kerakusan dan kejahatan. Saya telah menyaksikan
tragedi-tragedi monumental---keputusasaan dalam kelaparan, kehancuran akibat
perang. Telah saya saksikan hilangnya nyawa dan asa di Timur Tengah dan
Afrika…Afghanistan, Ethiopia, Somalia dan Iran. Tapi belum pernah saya sebegitu
tertoohok oleh pengingkaran tanpa perasaan atas martabat manusia sebagaimana
yang saya temukan dalam dua tahun penelitian buku ini…”
Akhirnya,
bagi Anda wanita-wanita yang “merdeka” sangat patutlah untuk bersyukur, bagi
Anda wanita dan gadis yang “suci” yang memandang hina para pelacur, bisakah
kalian menolong mereka keluar dari dunia hitam tersebut? Dan bagi Anda yang
punya anak perempuan, adik perempuan, murid-murid perempuan, keluarga
perempuan, orang-orang yang disayang, semoga selamat dan terhindar menjadi Natasha-Natasha berikutnya.
Halo Bos! Selamat Datang di ArenaDomino.com
BalasHapusArenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.